Kamis, 18 Oktober 2012

Cyanidin


Cyanidin adalah senyawa organik alami. Ini merupakan pigmen yang ditemukan dalam berry merah, termasuk pada anggur, bilberry, blackberry, blueberry, ceri, cranberry, elderberry, hawthorn, loganberry, acai berry, dan raspberry. Juga dapat ditemukan dalam buah-buahan lain seperti apel dan plum, dan kubis merah dan bawang merah. Ini memiliki warna kemerahan-oranye karakteristik, meskipun ini dapat berubah dengan pH, solusi senyawa merah pada pH <3, ungu pada pH 7-8, dan biru pada pH> 11. Konsentrasi tertinggi cyanidin yang ditemukan dalam biji dan kulit buah yang diberikan.
stuktur cyanidin

Cyanidin, seperti anthocyanidins lainnya, memiliki antioksidan dan radikal-scavenging efek yang dapat melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker. Satu teori adalah bahwa asupan diet cyanidins dapat menghambat perkembangan obesitas dan diabetes serta memberikan efek anti-inflamasi.
Studi awal lainnya menunjukkan bahwa turunan glukosida dari cyanidin mungkin memiliki peran dalam terapi kanker, meskipun ini tetap tidak terbukti melampaui pengujian laboratorium.

Antirrhinin (cyanidin-3-rutinoside atau 3-C-R)
cyanidin 3-O, ditemukan dalam bawang merah
cyanidin 7-O, ditemukan dalam bawang merah
cyanidin 3,4 '-di-O-β-glucopyranoside, ditemukan dalam bawang merah
cyanidin 4'-O-glukosida β-, ditemukan dalam bawang merah
Chrysontemin (cyanidin-3-O-glukosida) ditemukan di pomace blackcurrant

Sabtu, 13 Oktober 2012

Isoflavon


Kedelai Sebagai Sumber Senyawa Isoflavon
Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman. Namun, tidak sebagai layaknya senyawa metabolit sekunder karena senyawa ini tidak disintesa oleh mikroorganisme. Dengan demikian, mikroorganisma tidak mempunyai kandungan senyawa ini. Oleh karena itu, tanaman merupakan sumber utama senyawa isoflavon di alam. Di berbagai antara tanaman, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada tanaman Leguminoceae, khususnya pada tanaman kedelai. Pada tanaman kedelai, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang akan tumbuh menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi daun pertama dari tanaman (Anderson, 1997).
Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2--4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.
Masyarakat Indonesia yang secara tradisi telah lama mengkonsurnsi kedelai dalam bentuk produk-produk olahan seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap, banyak diuntungkan dalam berbagai faktor karena produk tersebut mengandung nilai gizi tinggi, khususnya sebagai sumber protein; harganya relatif murah; mengandung senyawa aktif, khususnya isoflavon yang banyak mempunyai aktivitas fisiologis; serta produk yang dikonsumsi merupakan produk hasil olahan sehingga telah terjadi proses dekomposisi senyawa isoflavon kompleks menjadi senyawa isoflavon aglikon yang aktif.
Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan. Mengingat berbagai potensi kedelai sebagai sumber gizi dan senyawa aktif serta prospeknya untuk dikembangkannya produk-produk baru, kedelai banyak disebut sebagai the golden bean, the miracle bean, food for the future, dan sebagainya.

Selasa, 09 Oktober 2012

Nikotin

Nikotin adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti kokain dan heroin. Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa.  Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan dan dikunyah (tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin adalah sangat kuat.
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Menghisap rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral, tetapi pemaparan jangka panjang akan disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan, karena paralisis ( kegagalan ) pernafasan.
Add caption

Nikotin adalah merupakan candu yang sangat kuat ! Nikotin rokok mengandung lebih banyak zat addictive (zat yang menyebabkan kecanduan) daripada heroin ataupun kokain. Perusahaan-perusahaan rokok seringkali memanipulasi kadar nikotin pada rokok yang mereka produksi agar memberikan rasa yang tetap sama. Mereka juga tidak bisa memastikan kadar nikotin yang sama pada setiap batang rokok yang anda hisap.

Nikotin rokok, hanya dalam hitungan detik setelah hisapan pertama, mulai mempengaruhi sistem pusat syaraf dan seluruh tubuh anda. Pada bagian otak tertentu, setelah terkena stimulasi nikotin, anda akan bisa berpikir lebih ringan. Bagian otak lain, yang merupakan pusat “kesenangan”, jika terstimulasi nikotin bisa membuat anda merasa lebih rileks dan nyaman, lepas dari ketegangan.
Nikotin rokok juga mempengaruhi hormon-hormon yang diproduksi tubuh. Hal ini dilakukan oleh hormon untuk membuat keseimbangan kimiawi terhadap nikotin dan kecanduan yang menyertai. Perokok berat akan menjadi tergantung pada kadar hormon yang sangat tinggi, yang diakibatkan oleh nikotin, yang bisa menjadi zat addictive yang sangat kuat. Mereka memerlukan untuk mengisap rokok dengan interval waktu tertentu. Setelah proses stimulasi terhadap hormon menurun, mereka akan membutuhkan rokok lagi untuk diisap agar merasa enak / lebih nyaman.
Nikotin rokok menciptakan reaksi biokimia dalam tubuh anda, yang dengan cepat memberi efek pada ‘mood’ anda, metabolisme tubuh dan kemampuan bertindak. Semakin banyak asap yang anda hirup, semakin banyak pula ketergantungan kimiawi tubuh anda. Para perokok juga bisa menjadi pecandu yang selalu tergantung pada rokok disebabkan oleh pengaruh psikologis yang ditimbulkan nikotin. Jika hal ini terjadi, rokok akan bisa mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang pada situasi tertentu.
Nikotin rokok dapat merespon otak untuk memerintahkan tubuh membuat zat endorphin lebih banyak. Endorphin merupakan senyawa protein atau tepatnya sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin hampir sama dengan morphine yang merupakan painkiller kelas atas. Endorphin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.
Nikotin rokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang mengakibatkan si perokok (walaupun sudah lama berhenti merokok) sangat rentan terhadap stroke dan serangan jantung. Hal ini disebabkan rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.