Nikotin adalah
obat yang bersifat adiktif, sama seperti kokain dan heroin. Bentuk nikotin yang
paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan
pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan dan dikunyah
(tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah
menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi kesehatan tetapi pada kenyataannya
sampai saat ini masih banyak orang yang terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif
dari nikotin adalah sangat kuat.
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin
menyebabkan peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk
memecahkan masalah. Menghisap rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan
dan menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek
meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral,
tetapi pemaparan jangka panjang akan disertai dengan penurunan aliran darah
serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak
sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah
nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat
mematikan, karena paralisis ( kegagalan ) pernafasan.
 |
Add caption |
Nikotin adalah merupakan candu yang sangat kuat ! Nikotin
rokok mengandung lebih banyak zat addictive (zat yang menyebabkan kecanduan)
daripada heroin ataupun kokain. Perusahaan-perusahaan rokok seringkali
memanipulasi kadar nikotin pada rokok yang mereka produksi agar memberikan rasa
yang tetap sama. Mereka juga tidak bisa memastikan kadar nikotin yang sama pada
setiap batang rokok yang anda hisap.
Nikotin rokok, hanya dalam hitungan detik
setelah hisapan pertama, mulai mempengaruhi sistem pusat syaraf dan seluruh
tubuh anda. Pada bagian otak tertentu, setelah terkena stimulasi nikotin, anda
akan bisa berpikir lebih ringan. Bagian otak lain, yang merupakan pusat
“kesenangan”, jika terstimulasi nikotin bisa membuat anda merasa lebih rileks
dan nyaman, lepas dari ketegangan.
Nikotin rokok juga mempengaruhi
hormon-hormon yang diproduksi tubuh. Hal ini dilakukan oleh hormon untuk
membuat keseimbangan kimiawi terhadap nikotin dan kecanduan yang menyertai.
Perokok berat akan menjadi tergantung pada kadar hormon yang sangat tinggi,
yang diakibatkan oleh nikotin, yang bisa menjadi zat addictive yang sangat
kuat. Mereka memerlukan untuk mengisap rokok dengan interval waktu tertentu.
Setelah proses stimulasi terhadap hormon menurun, mereka akan membutuhkan rokok
lagi untuk diisap agar merasa enak / lebih nyaman.
Nikotin rokok
menciptakan reaksi biokimia dalam tubuh anda, yang dengan cepat memberi efek
pada ‘mood’ anda, metabolisme tubuh dan kemampuan bertindak. Semakin banyak
asap yang anda hirup, semakin banyak pula ketergantungan kimiawi tubuh anda.
Para perokok juga bisa menjadi pecandu yang selalu tergantung pada rokok
disebabkan oleh pengaruh psikologis yang ditimbulkan nikotin. Jika hal ini
terjadi, rokok akan bisa mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang pada situasi
tertentu.
Nikotin rokok dapat merespon otak untuk memerintahkan
tubuh membuat zat endorphin lebih banyak. Endorphin merupakan senyawa protein
atau tepatnya sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin
hampir sama dengan morphine yang merupakan painkiller kelas atas. Endorphin
dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.
Nikotin rokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah yang mengakibatkan si perokok (walaupun sudah lama
berhenti merokok) sangat rentan terhadap stroke dan serangan jantung. Hal ini
disebabkan rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.