Sabtu, 13 Oktober 2012

Isoflavon


Kedelai Sebagai Sumber Senyawa Isoflavon
Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman. Namun, tidak sebagai layaknya senyawa metabolit sekunder karena senyawa ini tidak disintesa oleh mikroorganisme. Dengan demikian, mikroorganisma tidak mempunyai kandungan senyawa ini. Oleh karena itu, tanaman merupakan sumber utama senyawa isoflavon di alam. Di berbagai antara tanaman, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada tanaman Leguminoceae, khususnya pada tanaman kedelai. Pada tanaman kedelai, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang akan tumbuh menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi daun pertama dari tanaman (Anderson, 1997).
Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2--4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.
Masyarakat Indonesia yang secara tradisi telah lama mengkonsurnsi kedelai dalam bentuk produk-produk olahan seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap, banyak diuntungkan dalam berbagai faktor karena produk tersebut mengandung nilai gizi tinggi, khususnya sebagai sumber protein; harganya relatif murah; mengandung senyawa aktif, khususnya isoflavon yang banyak mempunyai aktivitas fisiologis; serta produk yang dikonsumsi merupakan produk hasil olahan sehingga telah terjadi proses dekomposisi senyawa isoflavon kompleks menjadi senyawa isoflavon aglikon yang aktif.
Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan. Mengingat berbagai potensi kedelai sebagai sumber gizi dan senyawa aktif serta prospeknya untuk dikembangkannya produk-produk baru, kedelai banyak disebut sebagai the golden bean, the miracle bean, food for the future, dan sebagainya.

4 komentar:

  1. apa fungsi isoflavon bagi tubuh manusia?

    BalasHapus
  2. Fungsi isoflavon itu bagi tubuh adalah untuk :

    o Melancarkan metabolisme
    o Melancarkan pencernaan
    o Merupakan nutrisi pelengkap
    o Meningkatkan sistem imunitas
    o Memperkuat strukturmatriks tulang
    o Menstabilkan tekanan darah
    o Menurunkan kadar kolestrol darah
    o Menstabilkan kadar gula darah
    o Mencegah obesitas
    o Mencegah penyakit ginjal
    o Mengurangi gejala jantung koroner (kardiovaskuler)
    o Mengurangi gejala stroke
    o Mengurangi gejala rematik dan asam urat
    o Mengurangi gejala maag
    o Menghilangkan rasa lelah dan lesu
    o Mengurangi gejala symptom menopause
    o Memperlambat penuaan sel
    o Mencegah tumbuhnya kanker, terutama kanker payudara dan prostate
    o Menambah daya ingat dengan meningkatkan fungsi kognitif

    BalasHapus
  3. Beberapa studi klinis menyangkut senyawa isoflavon, diantaranya adalah mengurangi resiko kanker payudara dan kanker prostat, mencegah osteoporosis pada wanita postmenopause, anti melanogenesis, serta menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Mekanisme lainnya adalah penurunan kolesterol darah melalui peningkatan katabolisme sel lemak untuk pembentukan energi.

    Di kedelai aktivitas antioksidan isoflavon ditentukan oleh struktur bebasnya (aglikon). Untuk meningkatkan kesehatan tubuh disarankan mengkonsumsi isoflavon sedikitnya 30 – 40mg setiap harinya. Hal ini berarti mengkonsumsi sekitar 7 – 8 potong tempe atau 210 – 240 gram per harinya. Lebih lanjut, dalam suatu penelitian disebutkan bahwa untuk dapat bertindak sebagai antikanker maka konsumsi per hari yang dianjurkan adalah sebesar 1,5 – 2,0mg/kg berat badan. Jika seseorang memiliki berat tubuh 50kg, maka dibutuhkan minimal sebanyak 75mg (50kg x 1,5mg/kg) isoflavon per harinya. Untuk itu berarti harus mengkonsumsi sebanyak 18 potong (75mg / 13,4mg x 100/30) tempe atau 540 gram per hari.

    BalasHapus
  4. Senyawa ini digolongkan sebagai zat makanan minor. Senyawa non-gizi ini bersifat antikolesterol. Berkhasiat menyusutkan kadar kolesterol ‘jahat; termasuk kolesterol total.
    Sebaliknya, isoflavon menggenjot kadar HDL. Isoflavon banyak diperoleh dari golongan kacang-kacangan, terutama kacang kedelai.

    BalasHapus